30 Agustus 2007

Suami Tidak Percaya

Femina Mei 1997
Saya sudah lama menyetir mobil, bahkan sejak anak- anak masih bayi dan sekarang sudah ada anak yang masuk SD, berarti cukup lama menggeluti mobil khususnya waktu pergi belanja atau mengantar anak ke sekolah. Yang saya herankan, kalau bepergian dengan suami, ia tidak pernah mau memberikan kemudi kepada saya, ada saja alasannya. Pingin cepat sampai, cara saya nyetir lamban, jalannya ramai atau macam- macam alasan lainnya, walaupun sebenarnya alasan utamannya kurang percaya kepada saya untuk mengetir mobil.

Pada hal sejak dulu sampai sekarang belum pernah mobil yang saya kemudikan bersenggolan dengan mobil lain. Kalau merasakan suami saya menyetir, layaknya seperti orang kesetanan. Ia suka terburu-buru lalu mengerem tiba- tiba dan waktu mengerem nyaris mencium belakangnya mobil lain dan senangnya mendahului mobil didepannya. Saya dibuat sport jantung dan sering ikut- ikut menginjak pedal rem. Ampunnya, kalau sedang melewati jalan menanjak dan banyak tikungan, bagi yang duduk di jok belakang rasanya mau tumpah karena mual setelah perut dikocok- kocok. Bagaimana "menyatasi" suami seperti ini? Nila Sukabumi.

Jawab: Kronis juga penyakit suami Anda. Baik perempuan maupun lelaki kalau mengalami hal seperti ini tentu kurang nyaman sebagai penumpang. Orang yang menyetir, karena kesibukanya mengendalikan mobil tidak bakal mengalami perasaan kurang enak. Kebiasaan atau tepatnya penyakit ini biasanya terjadi pada para suami yang dominan di rumah dan masa mudanya suka menyetir dan kata orang ada hubungan dengan golongan darah. Suami yang dominan di rumah akan menampakan dirinya pula di jalanan. Apa lagi kalau dalam perjalanan sang isteri mengingatkan sesuatu yang mungkin terjadi, seperti teriakan kaget atau ada orang yang mau menyeberang. Biasanya ditanggapi dengan kesal sambil berkata: "jangan teriak seperti itu, bisa mengganggu konsentrasi" atau "saya sudah tahu". Pokoknya kalau sedang menyetir mobil semaunya sendiri.

Bagi suami yang dimasa mudanya suka menyetir mobil sulit meninggalkan perasaan kurang aman kalau mobil di kemudikan orang lain. Hal itu disebabkan oleh pengalaman masa lalunya dan cenderung membuat dirinya kurang percaya kepada orang lain. Perasaan seperti itu sering kali kurang rasional dan cenderung suka menyalahkan orang lain yang mengemudikan mobil. Walaupun kalau yang bersangkutan menyetir mobil, prilakunya tidak beda bahkan mungkin lebih buruk. Apa yang anda alami, seperti suami yang menjalankan mobil tidak mulus, membuat penumpang mules ditikungan dan tidak memberikan rasa aman bagi penumpang, sering tidak disadari oleh yang bersangkutan.

Merubah watak orang seperti ini bukan hal yang mudah. Bisa jadi selama ini yang bersangkutan tidak pernah duduk di jok belakang. Coba sesekali meyakinkan dan minta agar ia duduk dijok belakang dan ada seseorang yang menyetir meniru gayanya, baru tahu rasa! Apalagi kalau duduk di jok belakang mobil kecil seperti Starlet. Repot juga kalau kebiasaan seperti ini terus menerus Anda dan keluarga mengalami, karena bukan mustahil suatu saat prilaku buruk itu menular.

Ada yang mengatakan orang dengan dara O, sering kali tidak sabar di jalan. Keinginannya selalu mendahului orang lain dengan cara mengatur kecepatan agar selalu "mepet" dengan mobil di depannya. Maka jangan heran perut para penumpangpun di kocok- kocok. Orang dengan dara O juga dikatakan tidak sabar dan kurang solidaritas di jalan, dan tidak mau memberikan jalan kepada orang lain. Kalau suami Anda darah O, yah begitulah wataknya.Tentunya ada cara membuat suami Anda percaya. Ada suami yang moderat (dara AB atauB) mengatakan kalau setir tidak diserahkan kepada sang isteri maka bisa mengalami "boikot". Tentunya cara terakhir yang tidak perlu diroyal. Ada suami yang di rumah "diperintah" sang isteri bangga kalau keluar kota, suami istirahat tidur, sedang sang isteri yang menyetir mobil, kondisi seperti ini biasanya ditandai dengan mobil dikuasai oleh isteri dan suatu saat kalau perlu suami pulang naik omprengan. Cara lain, sesekali Anda kemudikan mobil keluar kota yang jaraknya sampai 100 km, dan sepulangnya ceriterakan kisah perjalanan. Celakanya kalau Anda mengalami musibah, kata- kata seperti: "apa sudah kubilang, sekarang apa jadinya" walaupun bukan Anda yang salah.

Suatu saat Anda bisa sarankan suami Anda duduk di jok belakang bagian kiri (sedan). Dengan cara ini 75% kekuwatiran suami Anda di halangi oleh jok dan penumpang didepannya. Tampaknya cara ini yang dilakukan para bos atau penggede. Lihatlah mereka bisa tidur nyenyak di jok belakang tanpa perlu memikirkan apa yang bakal terjadi dengan mobil selama perjalanan.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix