Kompas Maret 1996
Seruan menghemat oli mesin mungkin tidak berguna bagi yang berduit. Karena apa artinya setiap 3000 km mengganti oli mesin seharga rp 100.000 bila dibandingkan dengan harga mobilnya yang bernilai 1 meliard. Namun bagi yang cuma mampu membeli mobil seharga dibawah Rp 100 juta tentunya pengeluaran untuk oli cukup berarti. Menghemat dan menggunakan oli semaksimal mungkin sesuai ketentuan pabrik oli tentu sangatlah bijaksana.
Sesungguhnya mengemat oli sudah saatnya dilakukan, jangan ditunda- tunda lagi, dan berlaku bagi semua pemilik mobil. Alasannya, pertama karena persediaan minyak bumi semakin kurang dan kedua sering kali oli mesin yang di keluarkan dari mobil kondisinya masih baik. Membuang oli yang masih layak digunakan tentunya merupakan langkah keliru karena menjadi orang yang boros. Sangat disayangkan bahwa oli yang masih layak pakai dibuang begitu saja. Memang harus diakui, kebiasaan memboroskan penggunaan oli diajarkan oleh pihak bengkel. Selama ini bengkel- bengkel mobil selalu menuliskan pada lembaran peringatan penggantian oli agar mobil kembali setelah menempuh 2500 km atau 3000 km. Tindakan ini membuat pemilik mobil tidak nyaman ketika angka kilometer yang ditulis tiba. Ada kesan pihak bengkel tidak melakukan penerangan atau tidak meneruskan informasi kepada pelanggannya tentang perkembangan teknologi pengelolaan oli, dan lebih suka memjual oli sebanyak- banyaknya. Pihak bengkel masih melakukan tugas sekedar orang dagang yaitu menjual sebanyak- banyaknya. Bila pelanggan semakin cepat mengganti oli mesin mobilnya maka semakin cepat laku oli. Omsetnya tinggi, semakin untung pula. Tanpa menunjukan rasa tanggung jawab untuk menjelaskan kemampuan menjelajah mobil yang menggunakan oli tersebut.
Belum lama berselang saya melihat di halaman tengah Kompas ada iklan merk oli yang amat besar, sebesar 2 halaman penuh.
Bukan sekali tetapi beberapa kali perusahaan BP mengiklankan komutmen mereka. Nampaknya kehadiran perusahaan oli BP (British Petroleum) di negeri ini bakal membawah angin baru. Salah satu angin baru yang saya maksud adalah kegiatan BP memberikan pendidikan kepada pemakai oli BP.
Dalam sebuah seminar di Semarang, Susi Susanti, Manager Technical Suport BP mengatakan bahwa jenis- jenis oli yang dipasarkan saat ini sudah sangat baik dan memenuhi tuntutan pabrik mesin mobil. Perusahaan oli selalu membuat oli sesuai dengan karakter dari mesin yang baru di buat. Dalam beberapa percobaan dengan menggunakan oli Visco 3000 pada mesin Range Rover Vogue ternyata oli tersebut bisa mencapai 19.200 km. Dan bila digunakan pada mesin Vauxhall Cavelier dengan mesin OHC bahkan bisa mencapai 32.000 km.
Demikian pula oli Visco 5000 yang dicobakan pada mesin Peugeot 605, SOHC 2.0 liter turbo ic diesel bisa mencapai 37.644 km. Beberapa merk oli dengan jelas mengatakan kemampuan menjelajah dari oli yang mereka pasarkan. Toyota mengatakan TGMO (Toyota Genuene Motor Oil) bisa mencapai 10.000 km dalam kondisi mobil beroperasi sehari- harian. Penjelasan- penjelasan tersebut seharusnya dan tentunya bisa merubah kebiasaan pemilik mobil. Dengan adanya informasi pengetesan oli tersebut seharusnya membuat kita semakin yakin bahwa oli yang digunakan pada mobil yang kita gunakan setiap hari masih tetap aman dan baru perlu penggantian secara teratur pada setiap 5000 km atau paling lambat 6 bulan. Bahkan secara tegas Susi Susanti mengatakan BP merekomendasi oli seri Visco penggunaan oli pada mobil masih sangat aman sampai 8.000 km. Lebih lanjut BP merekomendasikan 10.000 km untuk oli API Service: SG atau SF kepada Honda, MercedersBenz, BMW, Suzuki, Toyota dan sebagainya. Tentunya sebagai pengemudi mobil yang bijak maka setiap menambah bahan bakar anda juga sebaiknya mengecek oli mesin. Bila disaat pengecekan oli ternyata olinya kurang maka cukup menambah seperlunya saja.
Adetive
Karena demikian pedulinya kepada mobil, tidak jarang banyak pemilik mobil terkesan over proteksi terhadap mobilnya. Selain mengisi oli masih menambah berbagai adetive. Hal itu dapat dipahami karena banyaknya publikasi adetive yang katanya bisa menambah kinerja mesin maupun menambah usia pakai (awetkan mesin). Syah- syah saja, bila menggunakan adetive secara benar dan ada rekomendasi dari pabrik oli. Bila anda mau menambah adetive, baca dan tanyalah karakter dari oli yang anda gunakan. Penambahan adetive pada beberapa merk oli khususnya oli synthetics maupun semi synthetics ternyata dilarang pembuat oli. Karena dikwatirkan akan memberikan reaksi kimia yang malah merusak mesin mobil
Sesungguh dalam oli oli sudah ditambahakan Adetive oli.
Oli yang dipasarkan sudah diberi adetive, karena oli asli, base oil hasil penyulingan dari perut bumi tidak langsung bisa dipakai. Minyak tersebut harus mendapatkan tambahan adetive, antara lain:
Ditergen, bahan untuk mencegah terjadinya endapan pada saat mesin bersuhu tinggi dan biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phosphanaat dll
Dispersan, bahan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya menggunakan bahan kimia polymar dari acrylit, methacrylit
Corosion Inhibitor bahan kimia yang bisa melindungi logam- logam non ferrous dalam mesin dan bahan kimianya adalah metalditheophos phates dan metal dicarbonates
Anti Oxidants , yakni Sulffides dan sulfarides untuk mengurangi oksidasi pada minyak pelumas
Viscosity Index improvers untuk menjaga agar kekentalan minyak pelumas tidak banyak berubah pada saat suhu mesin tinggi
Pour point depressant untuk mencegah parafin wax meneristal pada suhu rendah, bahan kimia yang digunakan adalah Pplymethacrylates dan polycrylamides
Extreme Pessure (EP) yaitu untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen
Masih ada lagi adetive seperti Seal Swell Agents, Anti Foam Agents, Anti Wear Agents, Friction Modifiers dan lain- lainMaka dapat disimpulkan bahwa bahan oli yang sekarang beredar di pasar adalah oli yang yang sudah mengandung adetive.
Tentunya oli yang beredarpun dari berbagai kwalitas, seiring dengan kwalifikasi yang dimilik oli tersebut. Setaip jenis oli yang dipasarkan, tertera jelas kwalifikasi pada kemasannya. Derajat atau tingkatan oli saat ini sudah mencapai SJ untuk motor bensin. Suatu tingkatan yang rentangannya cukup jauh bila kita bandingkan dengan oli tahun enampuluhan berbasis pada SA lalu SB dan sekarang banyak beredar oli ....... SG ........SH sampai SJ. Oli - oli tersebut sudah cukup mengadung adetive yang direkomendasikan oleh pabrik mesin mobil.
Oli tersebut juga dipastikan aman untuk mencapai 5000 km. Bila anda ingin menambah adetive, seharusnya mobil digunakan untuk menempuh jarak yang lebih jauh, umpamanya tambah 2500 km. Namun biasanya pemilik mobil sudah tidak nyaman bila mobil sudah menempuh 5000 km dan segera minta pengganti oli mesin. Hal itu tentu wajar saja, karena oli sudah berubah warna dan banyak endapannya. Namun bila anda tetap berniat menambah adetive pada mesin mobil anda, maka perlu perhatikan beberapa ketentuan ini. Bertanya pada penjual oli, apakah oli tersebut bisa dicampur dengan adetive?
Ada beberapa jenis oli sintetis yang tidak boleh ditambahkan adetive, karena bisa terjadi reaksi kimia. Malah bisa berubah menjadi cendol. Selain itu panambahan adetive terlalu kental dan berulang kali dalam beberapa kejadian malah merusak mesin mobil. Penambahan adetive yang mengakibatkan oli menjadi kental bisa menutup lubang- lubang kecil pada mesin dan akibatnya pelumasan ke bagian tersebut terhambat dan mesin mahal rusak. Mobil yang terus- menerus menggunakan adetive setiap penggantian oli, malah membuat macet ring olinya (pada piston). Karena lapisan yang terlampau tebal malah membuat ring oli tidak bekerja bebas. Akibatnya, sering harus menambah oli pada mesin mobil. Penambahan bisa sampai 0.5 sampai 1 liter untuk setiap 1000 km. Ujung knalpot juga berwarna hitam. Singkatnya menggunakan adetive pada oli, itu sama seperti memberikan vitamin kepada orang sehat, sedikit saja manfaatnya.. Akibat dari itu membuat mobil berasap dan boros oli mesin serta bensin.
Oli Synthetics
Tahukah anda bahwa oli synthetics itu bahan bakunya juga berasal dari minyak bumi (mineral base oils)? Cuman untuk sampai ke tingkatan synthetisc membutuhkan proses pembuatannya secara fisika. Proses tersebut yang membuat oli synthetics menjadi lebih mahal. Sedangkan untuk oli mineral, cukup proses kimiawi. Hanya diperlukan tambahan adetive pada base oil agar kemampuan oli tersebut memenuhi syarat aplikasi teknik mesin- mesin berteknologi maju, karena oli mineral terbaik sekalipun tidak cukup untuk memenuhi aplikasi teknik.
Maka oli miniral perlu mendapat tambahan adetive
Dari beberapa tipe Pelumas Synthetics maka Esters dan Poly Alpha Olefins (PAO) paling tepat digunakan untuk melumasi mesin mobil. Khusus untuk PAO maka oli synthetics ini memiliki beberapa keunggulan.
PAO memiliki Viskositas index yang tinggi sehingga sedikit sekali menggunakan adetive. Dengan demikian hanya sedikit deposit dalam oli. Keunggulan oli synthetics tersebut mengurangi keausan pada ring, piston dan silinder. PAO juga memiliki karakter penguapannya rendah sehingga permukaan oli stabil. Titik bekunya juga rendah sehingga mampu tetap cair pada temperatur yang sangat rendah dan stabil terhadap oksidasi sehingga perpanjang usia pakai dari oli. Oli synthetics memiliki tingkat viskositas yang aman, walaupun mesin dalam kondisi panas maupun dingin sampai minus 20 derajat. Juga lebih encer sehingga mudah dan cepat mencapai bagian terkecil dari mesin. Untuk mobil yang sensitif, maka penggunaan oli synthetics bisa mendorong tenaga mesin bekerja lebih optimal. Mobil- mobil dengan teknologi seperti VVTL-I, V Tec yang memiliki perangkat klep yang rumit sangat dianjurkan untuk menggunakan oli synthetics.
Selain ada keunggullannya maka oli synthetics juga memiliki kelemahan. Harganya menjadi 5 sampai 6 kali oli mineral karena proses pembuatan yang lebih sulit. Oli synthetics juga tidak mudah bercampur sehingga penggunaan adetive harus selektif dan dapat merusah seal.
Seruan menghemat oli mesin mungkin tidak berguna bagi yang berduit. Karena apa artinya setiap 3000 km mengganti oli mesin seharga rp 100.000 bila dibandingkan dengan harga mobilnya yang bernilai 1 meliard. Namun bagi yang cuma mampu membeli mobil seharga dibawah Rp 100 juta tentunya pengeluaran untuk oli cukup berarti. Menghemat dan menggunakan oli semaksimal mungkin sesuai ketentuan pabrik oli tentu sangatlah bijaksana.
Sesungguhnya mengemat oli sudah saatnya dilakukan, jangan ditunda- tunda lagi, dan berlaku bagi semua pemilik mobil. Alasannya, pertama karena persediaan minyak bumi semakin kurang dan kedua sering kali oli mesin yang di keluarkan dari mobil kondisinya masih baik. Membuang oli yang masih layak digunakan tentunya merupakan langkah keliru karena menjadi orang yang boros. Sangat disayangkan bahwa oli yang masih layak pakai dibuang begitu saja. Memang harus diakui, kebiasaan memboroskan penggunaan oli diajarkan oleh pihak bengkel. Selama ini bengkel- bengkel mobil selalu menuliskan pada lembaran peringatan penggantian oli agar mobil kembali setelah menempuh 2500 km atau 3000 km. Tindakan ini membuat pemilik mobil tidak nyaman ketika angka kilometer yang ditulis tiba. Ada kesan pihak bengkel tidak melakukan penerangan atau tidak meneruskan informasi kepada pelanggannya tentang perkembangan teknologi pengelolaan oli, dan lebih suka memjual oli sebanyak- banyaknya. Pihak bengkel masih melakukan tugas sekedar orang dagang yaitu menjual sebanyak- banyaknya. Bila pelanggan semakin cepat mengganti oli mesin mobilnya maka semakin cepat laku oli. Omsetnya tinggi, semakin untung pula. Tanpa menunjukan rasa tanggung jawab untuk menjelaskan kemampuan menjelajah mobil yang menggunakan oli tersebut.
Belum lama berselang saya melihat di halaman tengah Kompas ada iklan merk oli yang amat besar, sebesar 2 halaman penuh.
Bukan sekali tetapi beberapa kali perusahaan BP mengiklankan komutmen mereka. Nampaknya kehadiran perusahaan oli BP (British Petroleum) di negeri ini bakal membawah angin baru. Salah satu angin baru yang saya maksud adalah kegiatan BP memberikan pendidikan kepada pemakai oli BP.
Dalam sebuah seminar di Semarang, Susi Susanti, Manager Technical Suport BP mengatakan bahwa jenis- jenis oli yang dipasarkan saat ini sudah sangat baik dan memenuhi tuntutan pabrik mesin mobil. Perusahaan oli selalu membuat oli sesuai dengan karakter dari mesin yang baru di buat. Dalam beberapa percobaan dengan menggunakan oli Visco 3000 pada mesin Range Rover Vogue ternyata oli tersebut bisa mencapai 19.200 km. Dan bila digunakan pada mesin Vauxhall Cavelier dengan mesin OHC bahkan bisa mencapai 32.000 km.
Demikian pula oli Visco 5000 yang dicobakan pada mesin Peugeot 605, SOHC 2.0 liter turbo ic diesel bisa mencapai 37.644 km. Beberapa merk oli dengan jelas mengatakan kemampuan menjelajah dari oli yang mereka pasarkan. Toyota mengatakan TGMO (Toyota Genuene Motor Oil) bisa mencapai 10.000 km dalam kondisi mobil beroperasi sehari- harian. Penjelasan- penjelasan tersebut seharusnya dan tentunya bisa merubah kebiasaan pemilik mobil. Dengan adanya informasi pengetesan oli tersebut seharusnya membuat kita semakin yakin bahwa oli yang digunakan pada mobil yang kita gunakan setiap hari masih tetap aman dan baru perlu penggantian secara teratur pada setiap 5000 km atau paling lambat 6 bulan. Bahkan secara tegas Susi Susanti mengatakan BP merekomendasi oli seri Visco penggunaan oli pada mobil masih sangat aman sampai 8.000 km. Lebih lanjut BP merekomendasikan 10.000 km untuk oli API Service: SG atau SF kepada Honda, MercedersBenz, BMW, Suzuki, Toyota dan sebagainya. Tentunya sebagai pengemudi mobil yang bijak maka setiap menambah bahan bakar anda juga sebaiknya mengecek oli mesin. Bila disaat pengecekan oli ternyata olinya kurang maka cukup menambah seperlunya saja.
Adetive
Karena demikian pedulinya kepada mobil, tidak jarang banyak pemilik mobil terkesan over proteksi terhadap mobilnya. Selain mengisi oli masih menambah berbagai adetive. Hal itu dapat dipahami karena banyaknya publikasi adetive yang katanya bisa menambah kinerja mesin maupun menambah usia pakai (awetkan mesin). Syah- syah saja, bila menggunakan adetive secara benar dan ada rekomendasi dari pabrik oli. Bila anda mau menambah adetive, baca dan tanyalah karakter dari oli yang anda gunakan. Penambahan adetive pada beberapa merk oli khususnya oli synthetics maupun semi synthetics ternyata dilarang pembuat oli. Karena dikwatirkan akan memberikan reaksi kimia yang malah merusak mesin mobil
Sesungguh dalam oli oli sudah ditambahakan Adetive oli.
Oli yang dipasarkan sudah diberi adetive, karena oli asli, base oil hasil penyulingan dari perut bumi tidak langsung bisa dipakai. Minyak tersebut harus mendapatkan tambahan adetive, antara lain:
Ditergen, bahan untuk mencegah terjadinya endapan pada saat mesin bersuhu tinggi dan biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phosphanaat dll
Dispersan, bahan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya menggunakan bahan kimia polymar dari acrylit, methacrylit
Corosion Inhibitor bahan kimia yang bisa melindungi logam- logam non ferrous dalam mesin dan bahan kimianya adalah metalditheophos phates dan metal dicarbonates
Anti Oxidants , yakni Sulffides dan sulfarides untuk mengurangi oksidasi pada minyak pelumas
Viscosity Index improvers untuk menjaga agar kekentalan minyak pelumas tidak banyak berubah pada saat suhu mesin tinggi
Pour point depressant untuk mencegah parafin wax meneristal pada suhu rendah, bahan kimia yang digunakan adalah Pplymethacrylates dan polycrylamides
Extreme Pessure (EP) yaitu untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen
Masih ada lagi adetive seperti Seal Swell Agents, Anti Foam Agents, Anti Wear Agents, Friction Modifiers dan lain- lainMaka dapat disimpulkan bahwa bahan oli yang sekarang beredar di pasar adalah oli yang yang sudah mengandung adetive.
Tentunya oli yang beredarpun dari berbagai kwalitas, seiring dengan kwalifikasi yang dimilik oli tersebut. Setaip jenis oli yang dipasarkan, tertera jelas kwalifikasi pada kemasannya. Derajat atau tingkatan oli saat ini sudah mencapai SJ untuk motor bensin. Suatu tingkatan yang rentangannya cukup jauh bila kita bandingkan dengan oli tahun enampuluhan berbasis pada SA lalu SB dan sekarang banyak beredar oli ....... SG ........SH sampai SJ. Oli - oli tersebut sudah cukup mengadung adetive yang direkomendasikan oleh pabrik mesin mobil.
Oli tersebut juga dipastikan aman untuk mencapai 5000 km. Bila anda ingin menambah adetive, seharusnya mobil digunakan untuk menempuh jarak yang lebih jauh, umpamanya tambah 2500 km. Namun biasanya pemilik mobil sudah tidak nyaman bila mobil sudah menempuh 5000 km dan segera minta pengganti oli mesin. Hal itu tentu wajar saja, karena oli sudah berubah warna dan banyak endapannya. Namun bila anda tetap berniat menambah adetive pada mesin mobil anda, maka perlu perhatikan beberapa ketentuan ini. Bertanya pada penjual oli, apakah oli tersebut bisa dicampur dengan adetive?
Ada beberapa jenis oli sintetis yang tidak boleh ditambahkan adetive, karena bisa terjadi reaksi kimia. Malah bisa berubah menjadi cendol. Selain itu panambahan adetive terlalu kental dan berulang kali dalam beberapa kejadian malah merusak mesin mobil. Penambahan adetive yang mengakibatkan oli menjadi kental bisa menutup lubang- lubang kecil pada mesin dan akibatnya pelumasan ke bagian tersebut terhambat dan mesin mahal rusak. Mobil yang terus- menerus menggunakan adetive setiap penggantian oli, malah membuat macet ring olinya (pada piston). Karena lapisan yang terlampau tebal malah membuat ring oli tidak bekerja bebas. Akibatnya, sering harus menambah oli pada mesin mobil. Penambahan bisa sampai 0.5 sampai 1 liter untuk setiap 1000 km. Ujung knalpot juga berwarna hitam. Singkatnya menggunakan adetive pada oli, itu sama seperti memberikan vitamin kepada orang sehat, sedikit saja manfaatnya.. Akibat dari itu membuat mobil berasap dan boros oli mesin serta bensin.
Oli Synthetics
Tahukah anda bahwa oli synthetics itu bahan bakunya juga berasal dari minyak bumi (mineral base oils)? Cuman untuk sampai ke tingkatan synthetisc membutuhkan proses pembuatannya secara fisika. Proses tersebut yang membuat oli synthetics menjadi lebih mahal. Sedangkan untuk oli mineral, cukup proses kimiawi. Hanya diperlukan tambahan adetive pada base oil agar kemampuan oli tersebut memenuhi syarat aplikasi teknik mesin- mesin berteknologi maju, karena oli mineral terbaik sekalipun tidak cukup untuk memenuhi aplikasi teknik.
Maka oli miniral perlu mendapat tambahan adetive
Dari beberapa tipe Pelumas Synthetics maka Esters dan Poly Alpha Olefins (PAO) paling tepat digunakan untuk melumasi mesin mobil. Khusus untuk PAO maka oli synthetics ini memiliki beberapa keunggulan.
PAO memiliki Viskositas index yang tinggi sehingga sedikit sekali menggunakan adetive. Dengan demikian hanya sedikit deposit dalam oli. Keunggulan oli synthetics tersebut mengurangi keausan pada ring, piston dan silinder. PAO juga memiliki karakter penguapannya rendah sehingga permukaan oli stabil. Titik bekunya juga rendah sehingga mampu tetap cair pada temperatur yang sangat rendah dan stabil terhadap oksidasi sehingga perpanjang usia pakai dari oli. Oli synthetics memiliki tingkat viskositas yang aman, walaupun mesin dalam kondisi panas maupun dingin sampai minus 20 derajat. Juga lebih encer sehingga mudah dan cepat mencapai bagian terkecil dari mesin. Untuk mobil yang sensitif, maka penggunaan oli synthetics bisa mendorong tenaga mesin bekerja lebih optimal. Mobil- mobil dengan teknologi seperti VVTL-I, V Tec yang memiliki perangkat klep yang rumit sangat dianjurkan untuk menggunakan oli synthetics.
Selain ada keunggullannya maka oli synthetics juga memiliki kelemahan. Harganya menjadi 5 sampai 6 kali oli mineral karena proses pembuatan yang lebih sulit. Oli synthetics juga tidak mudah bercampur sehingga penggunaan adetive harus selektif dan dapat merusah seal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar