23 Agustus 2007

Merubah Gigi Timing Belt

Suara Merdeka 22 Agustus 2007
Tanya: Pak Martin, saya mempunyai kendaraan bekas baru Kijang LGX 1997. Apa yang harus saya perhatikan selain oli mesin, persneling, gardan air radiator dan accu?. Dan apakah benar kalau kita mengendarai kendaraan dengan menjaga angka RPM dibawah 3.000 (sesuai indikator mobil Kijang LGX 97) bisa menghemat bensin?. Terimakasih atas perhatiannya. Harianto Hari akiziza@yahoo.co.id

Jawab: Mobil anda relatif masih baik, karena usianya 10 tahun. Biasanya understel juga masih baik. Yang perlu diperhatikan kalau mendengar sesuatu bunyi dibagian mesin, kolong atau roda segera diperiksakan ke teknisi. Coba pula periksa vanbelt, slang radiator, saringan udara kalau sudah kotor segera ganti, oli power steering dan oli rem perlu diganti setelah menempuh 20.000 km, singkatnya coba pelajari kembali buku servis bawaan Kijang Anda. Memang benar, kalau kita jalankan mobil pada RPM sekitar 3000, maka bensin akan irit. Coba diperhatikan, kalau dengan RPM segitu, mobil dijalankan dengan cara halus, bukan?

Tanya: Saya punya TIMOR DOHC th. 2000. Pengapian memakai coil, busi dan kabel busi racing. Barusan di bengkel Timor diganti filter udara, pompa bensin dan alternatornya. Pompa bensin diganti karena mesin tidak mau stasioner.
Sebelum diganti pompanya, gigi timing belt sudah lama dimajukan agar bisa kencang. Mengapa setelah diganti pompa baru, bensin menjadi lebih boros, dengan settingan yg masih sama. Bila sebelumnya 1lt=10km sekarang 1lt=7km.
Apakah settingan pengapian berpengaruh boros ke konsumsi BBM. Bukankah pembakaran lebih sempurna, BBM menjadi lebih irit?
Apakah penyetelan di ISC juga dapat berpengaruh ke BBM.?
Di bengkel Timor dengan montir langganan saya, mau kembali setingan timing belt tapi saya juga ragu karena sekarang akselerasinya sudah bagus sekali tapi kendalanyaBBM yang jadi boros.
Kalau keadaan diam (terutama pagi) gas ditekan dalam keluar asap putih pekat dari knalpot, apakah ring sekernya sdh rusak?
Kalau ring seker rusak, berpengaruh ke olie yg boros atau BBM yang boros, bagamana kalau sudah parah? Mohon tolong segera dijawabnya lewat E-mail, mumpung masih ada garansi untuk service di bengkel Timornya. Hendra. hensus88@gmail.com

Jawab: Mobil tidak mau stasioner karena diubahnya gigi timing belt, mestinya setelah kembali ke kedudukan semula mesin normal kembali dan sekaligus menjadi irit. Merubah gigi dimaksudkan untuk membuat mesin galak, pada putaran RPM tinggi dan dengan sendirinya merubah pengapian serta membuat mobil boros.
Asap putih tandanya oli ikut terbakar, namun indikator lain bahwa ring seger aus apabila oli mesin sering habis. Kalau pagi ada uap putih, itu sih bukan oli akan tetapi air yang berubah jadi uap, tandanya mobil sehat. Tetapi kalau warna nya asap putih dan aroma oli terbakar maka pasti ring sudah aus. Ring seger yang sudah aus akan menyebabkan tenaga mesin melorot, boros oli dan bensin. Kalau ring oli mesin masih normal, tandanya tidak perlu tambah setelah 2.000 km jalan. Indikator ring rusak ada 2, pertama oli sering habis dan kedua kompresi rendah. Untuk memastikan apakah ring masih normal, mobil harus dibawa ke bengkel untuk cek tekanan kompresi.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix