Wacana menyatunya GM, Nissan dan Renault oleh sebagian besar pemerhati industri otomotif dinilai sebagai usaha kesekian kalinya dari pabrikan-pabrikan otomotif Eropa dan Amerika untuk menghambat Toyota menjadi pabrikan otomotif nomer satu dunia. Sebaliknya, bagi Toyota upaya itu seperti pecut pada punggung kuda, yang membuat Toyota larinya semakin kencang. Berita- berita tentang industri otomotif akhir-akhir ini sungguh menarik untuk disimak. GM PHK 34 ribu karyawan dan menutup belasan pabrik serta menghentikan Delpi. Ford mengalami krisis visi, keuangan dan kepemimpinan, sehingga Allan Mullaly dari Boeing diminta menjadi CEO menggantikan cucu pendiri Ford, Bill Ford.
TOKYO (AP)--Toyota Motor Corp. (TMC) is keeping a close eye on the proposed alliance of, General Motors Corp. (GM), Nissan Motor Co. (NSANY) and Renault SA ( 13190.FR). The three-way tie-up doesn't appear to pose any immediate business threat to Japan's No. 1 car company, which continues to grow steadily in market share and profits while going it alone for the most part. Toyota has opted for only limited collaboration with rivals, on certain products for certain markets.
Bila wacana itu menjadi kenyataan, maka GM akan ikut ke kanca kerja sama dimana Nissan dan Renault sudah berjalan selama 7 tahun. Diharapkan kolabrasi ini, bisa menjadi simbol politik yang akan mengundang dukungan dari masyarakat negeri asal dari pabrikan-pabrikan tersebut. Kerja sama ketiganya, akan penyatukan pabrik-pabrik di seluruh dunia yang menguasai 15 juta penjualan mobil dunia atau ¼ penjualan mobil dunia (25% MS/ market share).
Padahal, posisi MS GM terus merosot, dalam kurung waktu 10 tahun terakhir, dari 16,2% menjadi 14,2%. dan mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, bila hanya mengharapkan adanya dukungan politis dan moral dari masyarakat dimana industri itu berada, bisa jadi usaha itu akan sia- sia. Karena masyarakat di negeri- negeri itu saat ini lebih membutuhkan mobil yang irit mengingat harga minyak yang meroket ketimbangan alasan lain.
Sebaliknya, laba Toyota kian membalon menjadi $ 12 milyar untuk tahun fiskal 31 Maret 2006. Cadangan yang besar memungkinkan Toyota melakukan produk-produk yang inovatif. Salah satu adalah mobil hibrida Prius yang disambut baik oleh masyarakat Amerika. Produk inovatif Toyota mendongkrak pasar Toyota di Amerika Utara. MS Toyota di USA, dalam kurung waktu 5 tahun, tumbuh dari 10% menjadi 15%, sedangkan di dunia menjadi 12,6%. (Tahun 2005 penjualan global GM 8,3 juta unit dan Toyota 7,4 juta unit. Antara Jan- Mey 2006 penjualan Toyota naik 9.7% menjadi 3,729,055 unit, terdiri dari Toyota: 3,365,506, Daihatsu: 322,673, dan Hino: 40,876) Berapa penjualan Toyota 12 bulan dalam tahun 2006?
Menariknya pula untuk dibandingkan. General Motors merencanakan akan merumahkan 25.000 karyawannya. GM juga dilaporkan akan menutup pabrik-pabrik pembuat suku-cadang dan perakitannya dalam sebuah upaya untuk menghemat dana sebesar $2,5 milyar setiap tahun, kata Rick Wagoner. (BBC London, Juli 06). Laporan terakhir bahkan menyebutkan bahwa GM merencanakan mem PHK 34.000 karyawannya sampai akhir tahun ini.
Halaman lain dari The Wall Street Journal (TWSJ) menulis:”Mitsuo Kinoshita, a Toyota executive vice president, said Toyota had a record 1.55 trillion yen ($ 13.02 billion) in capital expenditures in the fiscal year the ended March 31, and noted it expects to spend roughly the same amount every year the next several years” Ia menambahkan bahwa sebagian besar dana yang disediakan akan digunakan untuk membangun pabrik di luar Jepang khususnya di Amerika Utara (NA). Sehingga kapasitas prokduksi di NA bisa dinaikan dari 470.000 saat ini menjadi 2.000.000 unit pada tahun 2008. Bahkan mereka sudah menentukan lokasinya di Kentucky, Indiana, California dan masing-masing satu di Canada dan Mexico. Itu berarti pula membuka lapangan kerja baru.
Situasi GM dan Toyota bertolak belakang. GM ibarat sebuah kapal besar dan tua sedang menghadapi masalah keuangan, serikat pekerja, dana pensiun dan dana kesehatan. Menghangdapi kepopuleran Toyota dan masalah keuangan yang menimpah, mengundang perdebatan yang menyita energi dan waktu. CEO GM, Rick Wagoner pun mengalami kecapaian fiisik dan mental.
“Like everyone else in Detroit, he's tired of hearing about how Toyota (Charts) and Honda (Charts) pioneered hybrids while GM dropped the ball so, in addition to fuel cells, Wagoner said GM would be introducing an advanced hybrid with bigger batteries called the plug-in hybrid” tulis Alex Taylor dari Fortune.
Setiap penggantian CEO di GM bertujuan memperbaiki kondisi perusahaan. Sebaliknya bagi Toyota, selama 9 tahun berganti 3 presiden, kondisi perusahaan sedang dalm kondisi tumbuh. President Okuda memberi warna Green car, economist, comfort, dan mobil Hibrida. President Cho mengilhami perlunya pertumbuhan bila tidak ingin mati digilas pesaing dan sekarang President Watanabe membawa semangat expansionism. (Martin T Teiseran, sumber: TWSJ, Dow Jones Newswires, Fortune, TMC, BBC dan GM).
27 Agustus 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar