26 Desember 2007

Lexus Over Heat

Bukan saja mobil kelas menengah, seperti kelas Zebra, Suzuki, Kijang yang mengalami mesin panas, tapi mobil seperti Laxuspun tak bebas dari masalah tersebut. Hal ini ditutur kembali oleh Haryono, teknisi senior Link Auto Service Jl Panjaitan No 3 Semarang. Lexus terebut sudah sejak dari Surabaya menunjukan gejala tak beres dengan mesin oleh karena itu setiba di Solo, pemilik mobil bermaksud memperbaiki keluhan panas tersebut ke Semarang. Ketika menajak didaerah Boyolali, ia merasa mesin kurang enak, temperatur naik dan tak lama kemudian mesin mati. Kap mesin dibuka dan mesin tampaknya panas sekali. Ada uap yang keluar dari sekitar tutup radiator. Setelah dingin air ditambahkan lagi keradiator dan perjalanan diteruskan dan macet lagi di Ampel dan Salatiga dan sesampai di Gombel pemiliki mobil menelepon agar mobil ditarik karena tak mau dihidupkan lagi.

Setelah dibongkar ditemukan mesin Lexus mengalami kerusakan cukup berarti, dimana selinder kop harus di diratakan, ada selisih 0.15 mm sampai 0.2 mm dan dudukan klep (seating valve) lepas du buah. Bukan itu saja, mobil mewah tersebut mengalami kerusakan pada sensor temperatur dan switch temperatur serta beberapa kompunen dari palstik yang leleh, karena panas yang diperkirakan mencapai atas 200 derajat Celsius.

Mestinya sensor tersebut berfungsi mengamankan mesin over heat, akan tetapi karena terus menerus dipaksakan berjalan malah ia kehilangan fungsi. Sistim komputer pada Lexus bila mendapat masukan data over heat, maka komputer akan menghentikan suplai bahan bakar dan menghentikan pengapian.

Haryono, selanjutnya menyebutkan penyebab kerusakan mesin Lexus adalah rusaknya tutup radiator. Per dan permukaan karet yang radiator telah lemah sehingga ketika tekanan dalam mesin belum mencapai seperti tertulis pada tutup radiator, air berbentuk uap telah mengalir ke reservoir.

Tutup radiator sering kali tidak perhitungan para teknsis sebagai penyebab over heat. Selain tak memiliki alat test, teknisi tertipu oleh bentuk tutup radiator yang masih bagus. Selain itu pada beberapa mobil, setelah isi air perlu ada pembuangan angin. Bagusnya, mobil yang beroperasi maksimum 80.000 km tutup radiator diganti baru. Kealpaan juga sering dilakukan sebagian teknisi. Mestinya, di dalam daftar tune up mesin, ada aturan memeriksa tekanan kerja tutup radiator, tapi tidak dikerjakan. Bagi anda yang mau mengganti tutup radiator, jangan mengganti tutup radiator yang memiliki batas tekanan lebih kecil, lebih baik menggunakan yang sama atau yang lebih besar. Dengan demikian tak perlu mengalami nasib seperti Lexus ini yang menunggu lebih dari 3 bulan part harus dipesan dari Jepang via Singapure. .

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix