01 Desember 2007

Kipas Radiator Pakai Silikon

Suara Merdeka Juli 2003
Pendingin udara atau AC, kini sudah menjadi perlengkapan standar pada mobil- mobil penumpang, bahkan truk jarak jauh pun dilengkapi dengan AC agar sang pengemudi tidak cepat capek, seiring dengan semakin panasnya udara di permukaan bumi ini.
Disatu sisi ada keinginan untuk menghemat bahan bakar minyak disisi lain diperlukan kesejukan dan kenyamanan berkendaraan. Nyaman dan hemat itu ternyata bertolak belakang. Nyaman mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak. Hal inilah yang menjadi tantangan pabrikan mobil untuk merekayasa mobil agar bisa sejuk akan tetapi tetap hemat pemakaian bahan bakar.
Sebagai contoh, Kijang bermesin 1 800 cc. Bila diperhatikan mobil segede itu pemakaian bensin satu liter untuk 8 atau 9 km, mestinya cukup ekonomis bila dibandingkan dengan mobil tahun enam puluhan. Sama besar akan tetapi pemakaian bensinnya lebih boros.
Hal itu dimungkinkan oleh rekayasa- rekayasa pada mesin dan perlengkapannya. Seperti system klep dilengkapi dengan self adjuster valve (SAV), maka banyak kecanggihan kerja komputer telah dipasangkan pada mobil. Pada system klep yang menggunakan SAV, cela klep selalu sama dan tak perlu selalu menyetel ulang pada saat tune up mesin. Penyempurnaan pada saluran gas buang maupun saluran pemasukan bahan bakar, sehinggan tenaga mesin menjadi lebih efisen, sistem bahan bakar dilengkapi dengan EFI dsb.

Pada sistem pendinginan mesin, cara kerja kipas disempurnakan. Ketika mesin masih dingin kipas radiator tidak bekerja, akan tetapi bila mesin sudah panas kipas radiator akan berputar dengan sendirinya, hal itu bisa terjadi karena kipas dilengkapi dengan kopling yang didalamnya berisi caian silikon.

Sebaik apapun rekayasa tersebut ada pula yang tidak memenuhi semua keinginan pengguna mobil. Salah satunya yang dialami oleh Bapak Tawang Aryadi, pemakai Kijang SSX. Kijang kapsul pendek yang ia gunakan, bila digunakan keluar kota tidak bermasalah dengan kesejukan udara didalam ruangan mobil. Akan tetapi bila mobil dijalankan didalam kota dimana kipas radiator tidak bisa kencang berputar karena RPM mesin cenderung rendah, maka udara dalam mobil tidak sejuk.

Ketika berdiskusi dengan teknisi, diambil kesimpulan bahwa kipas angin tidak cukup optimal mendinginkan condensor cairan freon yang berada didepan radiator mobil. Condensor yang bentuknya seperti radiator itu panas sehingga kinerja AC menurun.
Untuk mengatasi hal itu maka kipas radiator Kijang, yang menggunakan cairan silikon sebagai kopling dimatikan. Caranya, cairan silikon diisi sampai penuh. Dengan cara ini kopling akan berputar lebih terus baik mesin dalam kondisi dingin maupun panas. Hasilnya Kijang SSX bisa lebih nyaman.

Cara lain untuk membuat condensor AC bekerja lebih optimal ialah dengan memberikan tambahan kipas elektrik atau, ada yang mengganti kipas yang jumlah daunnya lebih banyak. Ada pula yang bukan menambah silikon sampai penuh akan tetapi memasang baut yang lebih panjang sehingga daun kipas mengatu dengan as pompa air.

Mengubah cara kerja sebuah komponen, tentunya menghilangkan maksud semula. Kopling yang dimatikan dampaknya, pemakaian bahan bakar lebih banyak dan adanya suara berisik didepan mobil. Bagian yang diberi cairan silikon. Kalau mesin panas baru kipas berputar.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix