23 Oktober 2007

Premium campur Premix = Ngejet

Suara Merdeka Juli 2003
Seno Hari Satriawan, SH. Mobil Kijang tahun 1996 saya sekarang sering ngejet kalau pedal gas diinjak mendadak, dulu saya gunakan bensin premium tapi setelah beberapa modifikasi kecil (penembahan boster) bensin Premium saya tinggal diganti dengan suplai Premix. Kadang saya campur keduanya jika di SPBU tidak tersedia Premix. Mohon penjelasan Bung Martin, apakah tercampurnya Premium dengan Premix dapat menyebabkan saluran ke karburator terganggu? Apakah dapat merusak mesin? senohs@yahoo.com Widuri 3 Adiwerna Tegal.

Jawab: Premium maupun Premix adalah bahan bakar yang mengandung timah. Timah ditambahkan kepada kedua bahan bakar untuk menaikan oktan. Sedangkan yang kita ketahui, timah yang didalam bahan bakar, untuk jangka panjang akan mengendap atau menempel ke saluran- saluran sehingga saluran di dalam karburator mengecil. Akibatnya, bahan bakar tidak cukup banyak mencapai mesin dan mesinpun “ngejet”
Untuk mengatasi hal itu, bongkar karburator tersebut dan kemudain direndam dengan thiner selama 2 hari. Semua jet (spuyer) ikut direndam dan setelah itu disemprot menggunakan kompresor. Dengan cara itu diharapkan semua saluran pada karburator terkikis dan akan berfungsi kembali.

Campuran Premium dengan Premix tidak merusakkan mesin secara mendadak. Biasanya terjadi penumpukan kerak pada permukaan cylinder head (kop mesin) dan klep. Bila tidak dibersikan maka mesin menjadi kurang bertenaga. Ketika mematikan mesin, walaupun kunci kontak sudah dicabut mesin masih hidup. Hal itu menunjukan bahwa ada penumpukan arang dalam jumlah yang banyak. Sehingga walaupun busi sudah mati, bensin masih terbakat oleh arang tersebut. Mobil yang dilengkapi dengan fuel cut kemungkinan besar komponen ini sudah tidak baik.

Bila mobil Anda mengalami gejala seperti itu, maka disarankan untuk skur klep dan sekaligus membersihkan kerak pada kop mesin serta ganti seal klep.

Zulkarnaen Syrilo Kesywara.
Tanya: Apa untung rugi dari bodi monokok dan bodi konstruksi biasa.
Jawab: Bodi monokok tidak menggunakan chasis. Bila terjadi tabrakan, proses memperbaiki lebih sulit. Keunggulannya, mobil menjadi lebih ringan dan antara roda dan bodi bisa menyatu sehingga kemungkinan bunyi baut kendor menjadi lebih kecil.
Mobil biasa (maksudnya: menggunakan chasis). Karena menggunakan chasis maka mobil menjadi lebih berat. Akan tetapi konstruksi ini membuat mobil menjadi lebih kekar. Bila terjadi tambrak, chasis ikut menahan sehingga kerusakan tidak separah monokok.
Semua truk menggunakan chasis, artinya konstruksi itu kuat dan mampu menerima beban besar. Sebaliknya sedan, jarang menggunakan chasis, kecuali sedan besar dengan mesin yang besar pula.

Di negeri dimana umur pemakaian mobil dibatasi, maka mobil monokok bisa lebih murah karena tidak banyak menggunakan besi. Karena lebih ringan maka mobil- mobil monokok bisa lebih ekonomis.

Bila terjadi kerusakan bodi monokok karena tambrakan disarankan agar dilakukan perbaikan di bengkel dealer resmi atau bengkel perbaikan body yang perlatannya lengkap. Karena kekuatan konstruksi bodi mobil hanya pada bodi saja, tidak demikian pada mobil yang menggunakan chasis. Bila plat- plat bodi monokok di luruskan dengan cara memanaskan, pasti akan mengurangi kekuatan konstruksi mobil secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix