07 Oktober 2007

KIAT MENGEMUDI DI MALAM HARI

KOMPAS, Kamis, 23-02-1995. Halaman: 11

KEMACETAN lalu lintas saat mudik Lebaran, bagi sebagian orang terasa sebagai trauma. Itu sebabnya, banyak dari kita justru memilih perjalanan mudik di malam hari. Selain untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas, juga masih bisa melanjutkan puasa. Namun, mengemudikan mobil di malam hari, memerlukan perhatian yang ekstra hati-hati.
Sebaliknya, panas matahari, pengaruh asap knalpot, dan pola tingkah laku tidak mau tahu dari sebagian pengemudi angkutan umum, membuat mengemudi mobil di siang hari terasa lebih melelahkan. Selain alasan-alasan itu, para pengemudi tua tempo doeloe sebenarnya lebih senang mengemudikan mobilnya pada malam hari.
Alasannya, bukan karena padatnya lalu litas, tetapi lebih dimaksudkan untuk menjaga agar mesin tidak mudah panas dan bisa lebih menghemat bahan bakar.

Mengubah ritme hidup
Berbagai alasan yang dikemukakan itu, sah-sah saja. Memang, ada untung ruginya. Kalau mau berjalan pada malam hari, jelas akan mengubah ritme hidup Anda. Dari kebiasaan tidur pada malam hari, kini justru sebaliknya, meski hanya untuk satu dua malam. Tidak jarang, kendaraan terjungkal, pengemudi terpental keluar lewat kaca depan, hanya karena sang sopir mengantuk di saat subuh. Karena itu, bila Anda seharian penuh sudah sibuk dengan berbagai
kegiatan di dalam kota, sebaiknya tidak memaksa diri berangkat di malam hari. Hal ini amat membahayakan penumpang lainnya.

Umumnya, perasaan mengantuk baru menyerang setelah pukul 24.00 sampai pukul 07.00 pagi. Apalagi bagi Anda yang mengemudikan mobil dari Jakarta ke arah Jawa Tengah lewat Bandung, perlu berhati-hati karena kecapaian setelah melalui jalan berliku-liku.
Dari koran sering kita baca, kecelakaan lebih sering terjadi pada malam hari, umumnya disebabkan oleh kantuk. Berikut ada beberapa kiat, yang kiranya berguna bagi Anda yang belum terbiasa mengemudi ke luar kota di malam hari.

1. Siapkan mobil sebaik mungkin, terutama lampu penerangan dan tekanan angin ban. Jangan menggunakan lampu yang terlalu terang, misalnya di atas 100 watt, karena akan menyilaukan kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Cukup gunakan lampu 75/90 watt.
Anda mungkin akan kehilangan patokan garis marka (di tengah jalan), akibat silau terkena sinar mobil dari depan. Dalam keadaan seperti ini, satu-satunya patokan adalah memperhatikan batas jalan sisi sebelah kiri. Lirikkan mata ke bagian itu dan kurangi kecepatan. Dengan demikian, Anda agak terhindar dari ketegangan.

2. Setelah melewati daerah hujan, gunakan lap untuk membersihkan kaca lampu, supaya sinarnya bagus. Siapkan deterjen untuk dilumerkan pada kaca depan, guna mengatasi kalau kaca depan berminyak.

3. Bila rencana berangkat pukul 23.00 malam atau lebih, usahakan supaya pengemudi bisa istirahat tidur lebih dahulu dan sebaiknya sampai nyenyak. Istirahat dan bisa tidur nyenyak satu atau dua jam, sudah cukup untuk perjalanan sampai pagi hari. Mencuci muka, makan dan minum ringan, amat bermanfaat. Hindari makan dengan menu "kelas berat" seperti makan nasi kari ayam atau ayam goreng, empal dan lain sebagainya. Karena makanan jenis ini bisa menimbulkan kantuk lagi. Ada baiknya disediakan satu botol minuman penambah enerji, atau tiga sendok madu dicampur air segar, guna mendukung penampilan pengemudi tetap segar. Hindari makanan kacang. Salah-salah pengemudi tersedak biji kacang, bisa membawa fatal bagi penumpang.

Sewaktu-waktu
Rasa kantuk, bisa datang sewaktu-waktu. Biasanya dimulai dari kelopak mata yang cenderung menutup mata, dan tengkuk mulai pegal-pegal ringan. Bila sudah seperti ini, dianjurkan untuk tidak meneruskan perjalanan. Istirahatlah barang sebentar.
Saat yang amat mempengaruhi mata untuk terpejam adalah saat matahari menjelang terbit dan setelah terbenam pada sore hari. Mata membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Karena itu, kurangi kecepatan sampai Anda terbiasa dengan situasi ini.
Mantan pengemudi berpengalaman angkatan tahun 1950-an menasehati: bila terasa mengantuk, jangan turun dari mobil. Parkirlah mobil di tempat yang aman seperti di halaman kantor polisi, atau di halaman pos-pos servis yang banyak tersebar selama lebaran ini. Lalu, tengkurapkan kepala ke stir mobil atau stel
sandaran kursi supaya bisa tidur sejenak. Anda pasti akan tertidur. Sesudah itu, cuci muka dan Anda bisa meneruskan perjalanan.

Mengapa tidak boleh turun berjalan?
Menurut dia, bila kita turun berjalan, rasa kantuk sepertinya hilang, namun ia akan datang lagi dengan serangan yang lebih hebat. Jangan menghilangkan rasa kantuk dengan merangsang hidung dengan bulu ayam sehingga bersin, atau makan cabe. Obat paling mujarab bila merasa ngantuk, ya hanya tidur atau istirahat.

Dalam menempuh perjalanan jauh akan lebih menguntungkan bila ada dua pengemudi. Dengan demikian, mereka bisa bergantian. Yang satu istirahat, yang lain bisa meneruskan perjalanan.
Yang tidak kalah penting, usahakan suasana santai dan gembira selama perjalanan. Bahkan sebaiknya, ada yang terus mengajak bicara pengemudi, guna menghindari rasa kantuk.

Kalau ngantuk itu tiba, khususnya di sekitar jam 11 malam sampai jam 4 pagi maka jangan sekali- kali mencoba menghilangkan dengan cara membasu muka atau memijet- mijet. Mencoba menghilangkan ngantuk hanya akan berhasil sebentar saja. Ketika jalan lagi ngantuk itu akan datang dan menyerang dan ini bisa bahaya. Satu- satu cara adalah berhenti dan tidur. Kalau bisa memenjamkan mata sebentar saja, sudah cukup. Bukankah keselamatan semua penumpang ada ditangan pengemudi?

Saya pernah mengikuti pesta pernikahanndi Jakarta, dan bernagkat jam 7 malam kembali ke Yogyakarta. Jalan lewat jalur selatan dan ketika menjelang sampai Ngakrek, mobil perhalan anteri. Saya mengemudikan dalam kondisi capek dan mulai ngantuk. Tau-tau mobil menyentuh bahu jalan. Untung mobil jalan perlahan, bayangkan kalau ketika itu mobil jalan dalam kecepat 90 km/jam.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix