27 Januari 2008

Hati- hati mundur pada mobil matik.

Dua kejadian mengenaskan yang kita dengar dari pemberitaan. Dua sedan terjatuh dari ketinggian tempat parkir bertingkat dan menewaskan penumpangnya. Selanjutnya kita juga mendengar ada upaya memperkuat pagar pelindung agar kalau menabrak tidak mengakibatkan kecelakaan yang fatal, seperti dua kejadian itu. Apakah dengan demikian bisa mengamankan mobil tidak lagi terjatuh dari ketinggian?

Apa penyebabnya? Jumlah mobil bertransmisi matik jumlahnya belum banyak dan masyarakat kita sesungguhnya juga belum terbiasa untuk menggunakan mobil bertransmisi matik. Bahkan dulu ada keengganan untuk menggunakan jenis mobil seperti itu karena diyakini kalau mogok, aki lemah susah menghidupkan karena tidak bisa didorong, dan kalau rusak akan merepotkan, karena susah mencari bengkel yang mampu memperbaiki.

Namun seiring dengan kepadatan mobil di jalan raya yang kemudian mengakibatkan kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta, maka mulai tumbuh minat orang untuk menggunakan mobil yang dilengkapi dengan transmisi matic. Sangat wajar dan masuk akal, karena dengan menggunakan transmisi matik, pengemudi akan merasakan lebih nyaman dibandingkan mobil manual. Pada transmisi matik, begitu tuas transmisi sudah pada posisi D, maka tak bakal berhenti, kecuali di rem dan tak bakal mati mesinnya ketika di rem kaget, karena ketika menginjak rem RPM akan spontan turun dan mengatur perpindahan tenaga ke roda menjadi nol. Hal itu bisa terjadi karena prinsip kerja transmisi matic, ibarat dua kipas angin yang saling dihadapkan. Yang satu dicolokan pada listrik dan lainnya tanpa perlu di colokan pada listrik akan ikut berputar. Dengan pengantar udara saja sudah bisa memutarkan kipas angin yang lain, maka pada transmisi pengantr oli transmisi matik (ATF), akan terjadi pemindahaan daya lebih besar.

Ketika pedal gas diinjak, terjadi kenaikan RPM mesin, karena RPM mesin naik maka tenaga disalurkan oleh oli ke komponen mobil lain yang berhubungan dengan roda, maka terjadilah mobil bergerak. Akan tetapi ketika pedal gas dilepas dan kita menekan pedal rem, maka RPM akan sekonyong-konyong turun dan putaran roda juga spontan berhenti.

Sebaliknya, ketika kita mundur, karena kaget lalu menekan; maunya menekan pedal rem namun yang terjadi sebaliknya yang diinjak pedal gas, bisa dibayangkan RPM yang naik kaget akan menghasilkan tenaga yang sangat besar. Oleh karena itu sekuat apapun dinding, kecuali di cor dan menggunakan besi besar, mungkin baru bisa menghentikan gerakan mundur mobil tersebut. Perlu diketahui pula, torgue untuk gigi mundur lebih besar dari torgue gigi satu, artinya daya dorong pada saat mundur sangat besar, lebih besar dari gigi satu. Coba mengingat, ketika mobil mendaki dan menggunakan gigi satu, biasanya akan menajak dengan tenang, dan ketika pedal gas diinjak pol mobil pun mendaki dengan tenaga penuh.

Ada soal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan mobil matik, yakni kebiasaan kita menggunakan dua kaki untuk mengemudikan mobil, satu untuk kopling dan lain untuk pedal gas dan pedal rem. Umumnya kita sudah lebih dahulu terbiasa menggunakan mobil dilengkapi dengan pedal kopling dibandingkan tanpa pedal kopling. Kebiasaan ini tak spontan bisa mengalihkan kebiasaan kita ke menggunakan mobil tanpa pedal kopling.

Saran:

1. Ketika mundur jangan menginjak pedal gas, karena mobil bisa mundur dengan sendiri, apalagi tempat parkir umumnya datar.

2. Kaki sudah siap pada pedal rem, dan mencoba sesekali menginjak rem. Setelah mengerem sabar saja biar mobil mundur, jangan menginjak pedal gas.

3. Ketika mundur, jangan bergurau. Karena mungkin akan mengganggu konsentrasi pengemudi.

4. Terlepas dari semua anjuran, yang penting adalah latihan untuk membiasakan diri menggunakan transmisi matik. Kalau belum biasa menggunakan mobil matik, manfaatkan waktu penyesuaian lebih lama ketika pindah dari mobil dari non matik ke matik. Berganti-ganti dari matik ke manual atau sebaliknya hendaknya dilakukan penyesuaian secukupnya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya memiliki Kia Shuma Th2000 AT, pada saat siang hari mobil sdg jalan ataupun setelah parkir di tempt panas, jalannya suka ndut2tan, rpm naik turun & tdk ada power. Pada saat malam hari hal ini tidak penah terjadi, apa penyebabnya pak? Tks.

Martin T Teiseran mengatakan...

Saya sudah baca email Anda beberapa hari lalu, dan sedang berpikir apa penyebabnya. Coba perhatikan penempatan komputer mobil itu ada dimana? Apakah ada di ruang mesin atau di ruang penumpang. Saya juga dengar ada berapa keluhan sama. Saya curigai komputernya panas lalu menyebabkan hal itu. Indikasi malam tidak ada masalah, menarik untuk diulas. Dalam berapa waktu, mobil mulai jendul ketika siang hari. Saya tunggu jawabannya

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix