KOMPAS, Kamis, 09-01-1997. Halaman: 21
GENERASI terbaru mobil Kijang, yang diluncurkan PT Toyota Astra Motor (TAM) Sabtu lalu, sudah barang tentu mengundang perhatian masyarakat, baik itu calon pembeli maupun pemilik Kijang lama. Bukan tidak mungkin, mereka yang baru saja membeli Kijang generasi yang lebih dahulu pun merasa jengkel: Mengapa tak sabar menunggu sampai munculnya yang baru, yang sudah beberapa pekan terakhir ini dibicarakan orang?
HITUNG-menghitung untung-rugi mengganti mobil Kijang lama dengan Kijang yang baru pun menjadi asyik. Bayangkan, kalau yang baru saja terpaut "hanya" Rp 2-4 juta dari yang lama, mengapa tidak pilih yang baru saja?
Generasi terbaru Kijang (1997), harganya cukup terjangkau untuk segmen pembeli di kelasnya. Kendaraan serbaguna dengan kekuatan 1.800 cc yang baru ini dijual dengan harga dari Rp 27,05 juta hingga Rp 43,4 juta off the road.
Pilihan baru, Kijang bermesin diesel, tentu menjadi alternatif lain di samping mobil serba guna Isuzu Panther yang belakangan ini juga sangat populer. Selisih harga antara yang berbahan bakar bensin maupun solar (diesel) pun tak terpaut jauh. Kijang standar pendek, dijual Rp 27,05 juta, SSX (bensin) Rp 34,85 juta sedangkan dieselnya Rp 37,9 juta. (Kompas, Selasa 7 Januari 1997).
Untuk tipe LX standar Rp 27,7 juta dan LX diesel Rp 32 juta. Sedangkan LSX Rp 35,45 juta dan dieselnya Rp 38,5 juta. Jenis yang termewah, Kijang GL Rp 40,7 juta dan yang otomatis SGX Rp 42,5 juta, LGX Rp 43,4 juta.
Jangan heran, bila pemilik Kijang lama yang tidak buru-buru melepas mobil lamanya yang sudah ditawar orang, jadi menyesal. "Kijang lamaku tadinya ditawar orang dengan harga sekian. Kini gara-gara Kijang baru, pasarannya jadi lebih rendah. Mengapa tak saya lepaskan pada saat tawaran lebih tinggi?"
Berubah total
Dari data teknis, ternyata Kijang baru yang muncul awal tahun ini berubah total, baik bentuk bodi maupun rancangannya. Kijang, yang semula mobil dengan "bahan mentah" truk mini yang serbaguna, kini menjadi kendaraan serbaguna yang senyaman sedan.
Selain bentuk luarnya yang total baru, meninggalkan bentuk aslinya yang berlekuk-lekuk tajam seperti "kotak sabun", menjadi nyaris menyerupai sedan dengan tawaran kenyamanan pada pengemudi, penumpang, serta memberi rasa aman yang lebih tinggi.
Selain itu, cara mengatur tempat duduknya, baik yang di deretan kedua maupun ketiga, terkesan yang baru lebih praktis. Seperti dibuktikan, jok deret kedua dan ketiga bisa dengan cepat diubah atau dilepaskan untuk kegunaan lain, semisal mengisi muatan barang, sepeda untuk berolahraga atau piknik, atau bahkan untuk tiduran melepas kepenatan.
Secara teknis bedanya apa?
Kijang bensin, yang baru tetap menggunakan mesin 7K - 1.781 cc dengan perbandingan kompresi 1:9, artinya, masih cukup toleran dengan mutu bensin kita yang cenderung beroktan rendah. Walaupun bunyi mesin Kijang terkenal halus, namun Kijang baru dilengkapi dengan hydraulic lifter yang umumnya dipakai sedan. Dengan menggunakan lifter hidrolik, maka celah katup menjadi nol, artinya mesin menjadi semakin halus, tanpa berisik bunyi klep.
Sedangkan yang bermesin diesel, dengan mesin 2L, mengingatkan masyarakat pemakai kendaraan di negeri ini akan Toyota Hi Ace (Hai Is). Mesin L yang selama ini dipakai Hi Ace, dikenal tidak berisik seperti umumnya mesin-mesin diesel, sehingga mesin L dan 2L juga dipasangkan pada kendaraan-kendaraan taksi Toyota untuk tipe Crown diesel. Kijang diesel ini tentu akan menggoyangkan pasaran minibus yang terkenal sebelum ini, Isuzu Panther.
Upaya menurunkan Coefficient of Drag (CD) pada Kijang baru, dari CD 0.45 menjadi CD 0.38, cukup bermanfaat. Pertama, untuk meningkatkan stabilitas agar kecepatan maksimum bisa meningkat dari semula 140 km/jam menjadi 160 km/jam. Berarti pula Kijang baru lebih stabil untuk dipacu lebih kencang.
Yang kedua, kalau dihitung menurunnya CD sebesar 15%, dan bila dihubungkan dengan iritnya bahan bakar (BB), maka lumayanlah kalau Kijang baru bisa lebih hemat 15% BB sesuai CD-nya yang turun menjadi 0.38.
Kemiringan stir juga diperbaiki. Data yang diperoleh dari Toyota Astra Motor menyebutkan, bahwa batang stir lebih miring 8.5 derajat (dari 38.5 menjadi 30 derajat) yang, katanya, merupakan angka tertinggi yang diizinkan bagi sebuah sedan. Artinya, Kijang generasi terbaru ini memasuki era sedan.
Hasilnya langsung terasa, begitu Anda duduk di belakang kemudi. Ruang gerak pengemudi terasa lebih lapang dan rileks. Demikian pula bagi yang duduk di samping pengemudi, kakinya pun lebih leluasa untuk selonjor.
Kenyamanan bagi penumpang pun rupanya diperhitungkan. Dengan menggunakan casis yang melengkung pada roda belakang, serta lebih rendah casisnya pada bagian depan, membuat posisi duduk penumpang pada deret kedua menjadi lebih leluasa karena jarak dari kaki ke plafon bertambah 100 mm.
Sayangnya, penumpang di deret ketiga tidak berubah. Masih seperti Kijang generasi sebelumnya. Agaknya Toyota kehabisan akal untuk membuat jok deretan paling belakang bisa nyaman, seperti halnya dengan minibus lainnya yang tidak berhasil (kecuali VW Combi yang rancang-bangunnya lebih tinggi).
Konstruksi casis yang berubah menjadi melengkung, menyebabkan Ground Clearance (GC) Kijang lebih kecil dibanding Kijang lama. Kalau pada Kijang lama 44 cm, maka yang baru cuma 34 cm, walau sama-sama menggunakan ban radial dengan ring 14.
GC yang kecil sangat dibutuhkan untuk mobil yang melaju dalam kecepatan tinggi. Bandingkan dengan sedan-sedan yang mampu mencapai kecepatan tinggi, atau pandanglah mobil Formula, bodinya seperti melekat pada lintasan balap!
Kesan lebih kecil
Kesan pertama melihat Kijang baru 1997, spontan akan mengatakan "lebih kecil". Namun yang menjadi kenyataan adalah sebaliknya. Bagian demi bagian, kalau diukur, ternyata ditemukan jarak dari pintu kiri ke pintu kanan lebih lebar. Kijang baru lebih lebar 50 mm, dan jarak jok depan paling ujung ke kaki lebih panjang 70 mm. Artinya, lebih nyaman bagi penumpang maupun pengemudi.
Masih ukuran di dalam ruangan penumpang. Ternyata, jarak lantai deretan kedua ke plafon naik dari 115 cm (lama) menjadi 125 cm (baru), atau 10 cm memberi lebih kenyamanan pada penumpang deretan kedua. Selain itu, secara keseluruhan ukuran panjang, lebar dan tinggi Kijang baru rata-rata naik antara 50 mm sampai 100 mm. Akibatnya ukuran ban pun naik menjadi ring 14" dan radial.
Walaupun ring roda diperbesar dari 13" menjadi 14", Kijang baru ini ternyata tetap menghasilkan ground clearance (jarak bodi tengah ke lantai) yang lebih kecil, dari 44 cm menjadi 34 cm. Wheelbase juga bertambah 10 cm. Kedua perubahan terakhir ini sangat berarti untuk stabilitas mobil.
Menurut Jodjana Jodi, Manager Training dan CS dari divisi Marketing Planning Toyota Astra Motor, kali ini TAM mengeluarkan lebih banyak Kijang untuk dipilih, disesuaikan dengan selera serta kantung pembelinya.
Selain karoseri independen (seperti Rover, dan lainnya), Toyota mengelurkan sebanyak 22 jenis Kijang yang langsung dari pabriknya Toyota. Kijang yang selama ini memiliki Grand Lux (LGX dan SGX) sebagai grade tertinggi, maka sekarang dimunculkan Kijang Krista yang lebih luks, serta Rangga yang sporty untuk para "kaula muda".
Transmisi otomatik yang ditawarkan Kijang baru adalah tipe A45DL yang dikatakan juga dipasang pada banyak tipe sedan Toyota. Seperti halnya Crown seri GS 131 yang menggunakan tipe A/T A42L.
Banyaknya model pilihan Kijang baru tentunya dimaksudkan untuk bisa memenuhi selera dan kemampuan lebih banyak lapisan masyarakat pemakai kendaraan yang berniat membeli mobil.
Meletakkan posisi Kijang baru pada klas minibus, sedan dan jip, tidak menutup kemungkinan porsi penjualan Toyota dalam persaingan yang semakin ketat di pasar negeri ini, akan semakin meningkat. Dari sejak diluncurkannya Kijang "kotak sabun" tahun 1976 pun, kini tercatat tidak kurang dari 600.000 yang terjual.
Tidak mengherankan bila banyak pemakai mobil lainnya, yang semula mengendarai jip, sedan merek lain, ataupun mobil keluarga jenis lain, akan berpaling ke minibus dengan tawaran kenyamanan sedan ini. (Martin Teiseran, ahli mekanik, bekerja di Semarang)
Teksfoto:
Kompas/as
GENERASI BARU - Kijang baru yang muncul awal tahun ini berubah total, baik bentuk bodi maupun rancangannya. Konsepnya pun berubah dari semula mobil ìdengan "bahan mentah" truk mini yang serbaguna, kini menjadi kendaraan ìserbaguna, kini menjadi kendaraan serbaguna yang menawarkan kenyamanan sedan.
10 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar