03 Maret 2008

TIMMING BELT RAMPAL.

Kedaulatan Rakyat 1990

Kejadian ini ironis. Yakin akan mesin mobil dengan kon­struksi Twin Cam yang sudah menjamin tidak bakal merusakan mesin sekalipun Timming Belt putus ternyata rusak juga oleh faktor lain. Ini adalah kejadian nyata seorang ibu. Sebuah Corolla Twin Cam 16 Valve baru dibelinya. Kilometer belum menunjukan 50.000

kilometer, maka tenang saja ia menggunakan mobil untuk keluar kota. Pada struk peringatan penggantian oli mesin, terakhir mobil masuk bengkel dealer Toyota pada 40.3000 kilometer. Pikirnya, segala sesuatunya OK.

Menurut penuturan yang punya mobil, tenaga mesin bagus dan tidak ada gejala akan rusak, mobil dipacunya pada kecepatan antara 100 km/jam. Lalu lintas yang sepih membuat ia tenang-tenang saja. Sekonyong-kosong tanpa ada bunyi benturan dalam mesin atau ngiklik, mobil meluncur tanpa ada akselerasi. Pedal gas ditekan tidak ada reaksi, lambat laun kecepatan makin rendah dan semua lampu di dash bord menyala pertanda mesin mati. "Pikir­ku cuma mogok biasa, namun setelah beberapa kali mencoba menghid­upkan mesin tidak bereaksi". katanya.

Karena hari minggu maka ia putuskan untuk mencari montir seadanya. Bukan ke bengkel mesin, melaingkan salah alamat ke bengkel kenteng cat. "Mereka ingin membantu karena melihat saya seorang wanita". Busi telah dibuka dan kemudian dibersihkan. Dipasangkan kembali namun tidak menghasilkan apa-apa. Dari pada terus menerus distar tanpa hasil, ia minta untuk dititipkan saja pada bengkel resmi TOYOTA.

Setelah tiba di bengkel dan diperiksa ternyata timming beltnya rampal sehingga, saat pengapian menjadi kacau-balau. Tidak ada jalan lain kecuali mengganti Timming Belt (TB) baru. Mengganti TB baru bukan pekerjaan yang sulit, dalam waktu kurang dari 2 jam semua menjadi beres.

Dalam waktu kurang dari 2 jam mesin sudah hidup kembali, tetapi ada bunyi benturan dalam ruang kompresi. Kabar buruk terpaksa disampaikan, mobil harus diopservasi lebih lanjut. Kop mesin harus dilepaskan dan mencari apa penyebabnya. Tidak sulit, ternyata kemasukan mur kecil. Mur ini mengganjal antara kop mesin dan piston. Agaknya mur itu masuk bersamaan dengan pemeriksaan busi. Untung kerusakan tidak parah, artinya belum sampai membuat cacat selinder blok. Kalau saja kejadian ini terjadi pada mobil keluaran tahun tuju puluhan akan merusah banyak komponen mesin seperti, klep bengkok, rocker arm patah, cam shaft cacat bahkan selinder dan selinder head cacat. Biaya bisa membengkak.

Berikut ini beberapa saran yang kiranya dapat membantu pemilik mobil yang menggunakan TB.

1. Banyak mesin mobil menggunakan TB, seperti Hi Ace, L300, Panter, hampir semua jenis Suzuki, Daihatsu, semua jenis sedan Toyota setelah tahun 1982, semua jenis sedan Honda, sebagian sedan Mitsubusi, Mazda. Dapatkan keterangan lebih jelas pada dealer merk yang bersangkutan.

2. Kalau Anda membeli mobil bekas terutama yang bukan Twin Cam. sebaiknya selekasnya mengganti TB, kecuali mengetahui dengan pasti bahwa TBnya baru, karena jauh lebih murah dibandingkan kalau sampai TB putus, khususnya pada mesin bukan Twin Cam.

3. Kalau mobil jarang dipakai, kilometer belum 50.000 kilometer tetapi sudah lebih dari 3 tahun, sebaiknya ganti saja TB baru. Karena TB yang terbuat dari serat nilon yang kuat itu sudah getas. Gampang putus atau pecah giginya.

4. Kalau mengalami kerusakan di jalan, carilah bengkel yang besar dan sebaiknya dealer merk tersebut. Umumnya bengkel kecil yang cukup untuk dua mobil kurang pengalaman. Apa lagi dibawa ke bengkel kentang cat. Terpaksa lebih baik di tarik ke kota terde­kat yang umumnya sudah ada bengkel dealer.

5. Banyak mobil sekarang tidak lagi menggunakan platina dan kondensor tetapi menggunakan CDI. Harga CDI mahal, bisa sampai setengah juta rupiah. Kalau TB putus dengan sendirinya tidak bisa menggerakan CDI. Oleh kebanyak orang menganggap api tidak sampai ke platina dan tindakan yang ditempuh biasanya menyambung lang­sung dari aki ke distributor. Arus yang besar sampai 50 Ampere ini dapat langsung menghanguskan gumparan CDI di dalam distribu­tor. Kejadian ini yang dialami oleh seorang pemilik Honda dari Surabaya. Terpaksa mengeluarkan uang lebih banyak. Bukan hanya mengganti TB tetapi harus membeli juga komponen CDI yang mahal itu.

6. Setia merawat mobil Anda, gunakan kartu pencatatan kilometer dan secara teratur setiap 5000 kilometer di bawah ke bengkel. Adakan perawatan berkala sesuai dengan petunjuk buku servis mobil. Dengan mengganti oli mesin setiap 5000 kilometer, Anda menghemat untuk membiayai perawatan berkala yang lebih penting.

7. Kalau Anda membeli mobil Twin Cam dan tidak mengetahui kapan harus mengganti TB, bisa minta tolong pihak bengkel untuk membukan cover bagian atas TM, melihat apakah TM masih lumayan baik.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix