17 Maret 2008

IGNITER COIL HEMAT PLATINA

Kedaulatan Rakyat 1990

Revolusi dunia elektronik sungguh luar biasa. Sepuluh tahun yang lalu bagi seorang awam sama sekali tidak terbayangkan seka­rang sudah menjadi kenyataan. Komputer kita anggap peralatan yang canggih, tetapi coba perhatikan, hanya dalam waktu satu tahun sudah keluar yang baru yang lebih maju. Komputer yang lama ket­inggalam zaman. Dalam waktu yang singkat semuanya bisa berubah.

Perubahan pada dunia permobilan yang berhubungan dengan gerak mekanikal memang tidak secepat dunia elektronik. Mesin yang digunakan sejak tahun enampuluhan sampai saat ini masih diguna­kan, dengan sedikit perubahan pada mesin maupun disain. Ternyata hanya penetrapannya saya yang diubah-ubah. Mesin masih tetap membutuhkan bahan bakar bensin, solar dan mungkin alkohol dan gas yang tidak pupuler. Disain dan asesoris yang banyak "menipu", kecuali elektronik yang membawa banyak manfaat.

Salah satunya adalah yang dipasangkan pada system pengapian mobil. Ada yang menggunakan komputer mini sehingga dapat mengatur banyaknya bensin yang tepat dan pembakaran yang tepat, kita kenal sebagai EFI (Electric Fuel Inyection). Umumnya peralatan ini sudah terpasang dari "sononya". Beli mobil sudah sekalian dengan alat itu. Jelaslah bahwa semua perlatan ini dipasangkan supaya, bahan bakar lebih irit tetapi tenaga mesin tetap besar dan perawatan lebih gampang.

Salah satu perangkat yang mudah kita temukan adalah igniter koil. Alat ini prinsipnya sangat sederhana yaitu menjaga arus aki yang ke platina stabil sehingga platina awet. Sama halnya dengan kita menggunakan stabilisator arus PLN pada komputer.

Walapun pengisian arus baterei sudah diatur oleh regulator, bahkan pada koil sudah ada tahanan (resistor), masih terjadi arus yang ke koil tidak stabil. Pada putaran mesin diatas 1000, tegan­gan pengisian sudah lebih dari 12 V. Akibat tegangan yang tidak stabil inilah yang menyebabkan permukaan platina rusak (pengapu­ran dan benjol, bahkan seperti hangus). Selanjutnya, permukaan platina yang rusak akan mempengaruhi saat pengapian. Pengapian yang tadinya 8 (mungkin) derajat, sekarang menjadi 10 atau lebih. Hal ini jelas akan mengakibatkan akselerasi mesin kurang enak yang akhirnya mempengaruhi juga borosnya bensin.

Penulis sudah lama menggunakan igniter, pada Toyota Kijang, Starlet atau pada Corolla. Hasilnya memang mengagumkan. Paltina dan kondensor awet, jarang diganti dan dengan sendirinya tenaga mesin selalu prima.

Bagaimana mengganti/ memasangkan pada mobil Anda? Dan merk apa? Soal elekronik ini memang harus berhati-hati. Jagonya sih memang Jepang. Walaupun bagi yang punya hoby bisa membuat sen­diri. Tinggal mencari skemanya, lalu merakit transistor, resistor dan kondensator. Namun bagi yang ingin cepat tinggal mencari bengkel atau dealer Nippondenso. Harganya kurang lebih Rp. 125.000. Petunjuk pemasangan juga sangat jelas.

Koil yang lama dilepaskan dari mobil dan perhatikan kabel yang lama satu persatu. Pada koil lama ada 3 kabel yang masuk. Yang satu pada waktu motor starter berputar mengeluarkan arus listrik langsung ke koil (tidak lewat resistor). Kabel ini dipa­sangkan pada tanda + yang ada di koil baru. Kabel ke koil lama yang dikancingkan pada resistor dipindahkan ke resistor baru yang ada tanda +. Kabel ini kalau kinci kontak ON mengeluarkan arus aki (bisa dicoba dengan bolp 12 volt). Kabel yang tadinya ke distributor, pasangkan kembali pada koil baru, karena ada mobil lain yang menggunakan kabel ini untuk sesuatu maksud. Kabel panjang yang disediakan oleh koil dan igniter baru harus dipa­sangkan langsung ke distributor. Kabel lama yang dikancingkan pada distributor dan kondensor dilepaskan. Mungkin ada kabel untuk AC yang dipasangkan pada koil, supaya dipasangkan kembali ke koil baru. Dengan menggunakan Igniter, perjalanan Anda lebih nyaman.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix