15 September 2007

AWAS "TIMING BELT" PUTUS

KOMPAS, Kamis, 08-12-1994.
BERBICARA mengenai mobil, pasti akan bicara tentang banyaknya bagian yang
saling berhubungan. Bila bagian yang satu rusak, ia akan mempengaruhi bagian lain, sehingga tampilan menjadi tidak normal, meski masih bisa berjalan di jalan raya. Tekanan angin pada ban misalnya, walau kurang, mobil tetap bisa berjalan. Atau, aki yang sudah lemah pun - walau tidak bisa diasut (distarter) dan dihidupkan dengan didorong - toh mobil bisa berjalan lagi. Lain halnya dengan oli yang kurang atau air tidak cukup. Bila mobil terus dijalankan, akan merusak mesin mobil.

Menyangkut mesin, dikemukakan fungsi timing gear, timing chain atau timing belt. Ketiganya berbeda nama, tetapi fungsinya sama dan amat penting. Kendaraan bus atau truk menggunakan timing gear, sedangkan untuk kendaraan ringan misalnya Toyota Kijang, biasanya menggunakan timing chain. Sedangkan untuk Charade, Starlet atau kendaraan sedan, biasanya menggunakan timing belt.

Namanya saja timing, artinya komponen ini bertugas mengatur kerja mesin, guna menghindari saling bertubrukan antarpiston dengan klep dan mengatur saat yang tepat untuk memberi pengapian lewat distributor (delko) kepada setiap busi.
Dari ketiga komponen yang punya fungsi sama ini, timing belt merupakan komponen yang sewaktu-waktu bisa putus. Suku cadang ini terbuat dari anyaman nilon dan karat yang tahan mulur. Dalam keadaan normal, di mana suhu udara luar tidak panas, penggunaan yang normal - mesin tidak menghentak-hentak, dan tidak ada kebocoran oli yang mencapai timing belt, bisa bertahan sampai 100.000 km.

Namun, kejadian yang muncul amat beragam. Sebuah Honda Life baru mengganti timing belt setelah berjalan 120.000 km. Tetapi, ada sedan yang baru berjalan 25 km, sudah harus mengganti timing belt, karena putus. Padahal, sedan yang naas ini sedang dipacu kencang. Tiba-tiba terdengar bunyi "kemeretak" di ruang mesin. Akibat timing belt putus, empat klep bengkok, empat rocker arm patah dan harus mengganti piston yang cacat. Untung, serpihan yang patah tidak menggores dinding selinder. Bila itu sampai terjadi, mobil cacat berat. Untuk memperbaikinya, dibutuhkan biaya Rp 750.000 lebih. Tahun 1960-an, perusahaan mobil Fiat sudah memperkenalkan sistem timing belt pada mesin twin-cam dan wanti-wanti untuk pengggantinya setiap 20.000 km, menyusul Honda Life. Toyota menggunakan suku cadang ini, pertama kali pada Hi Ace Diesel.

Tidak jelas
Kapan timing belt akan putus, sulit dideteksi bagi orang awam. Gejalanya pun, tidak jelas, apalagi ia gampang mulur dan tempatnya ada di dalam mesin. Namun bagi montir berpengalaman, ia biasanya mengetahui keadaan itu dari bunyi mesin yang agak kasar, atau tenaga mesin yang tidak normal.

Keadaan ini amat berbeda dengan mesin yang menggunakan timing chain. Kerusakan pada timing chain seperti aus (tidak mulur) akan menimbulkan bunyi ketika mobil dipanaskan di pagi hari. Di bagian depan radiator, biasanya ada bunyi kemericik beberapa menit. Kalau sudah parah, suara itu baru hilang setelah beberapa saat dan tenaga mesin sering tidak normal karena pengapian berubah-ubah.

Hampir semua sedan Toyota menggunakan timing belt. Bagi Anda yang menggunakan Starlet atau Corolla SE yang menggunakan 12 valve (katup), putusnya timing belt bisa menimbulkan kerugian 10 kali lipat dibanding bila harus menggantinya secara reguler. Sedangkan pada GL dan Twin Cam, putusnya timing belt hanya menimbulkan mogok. Untuk menggantinya, paling hanya dibutuhkan waktu dua jam.

Berikut diajukan beberapa saran:
1. Jangan membiarkan mobil Anda berjalan tanpa penunjuk kecepatan.
2. Biasakan mengganti oli pada kelipatan tiap 5.000 km dan buat catatan penting tentang mobil Anda, apalagi setiap mengganti suku cadang. Pada bengkel yang bonafide, biasa mempunyai "kartu mobil" yang mencatat apa saja yang berkaitan dengan mobil Anda.
3. Gantilah timing belt paling lambat setiap 50.000 km.
4. Tanyakan kepada dealer, apakah mobil Anda menggunakan timing belt dan kapan harus menggantinya.
5. Kalau ada oli yang menetes dari bagian depan, segeralah diperbaiki, karena oli adalah "musuh utama" timing belt.
6. Gantilah timing belt pada mereka yang berpengalaman.
7. Bila Anda membeli mobil bekas yang menggunakan timing belt, gantilah segera dengan yang baru sebelum Anda memakai mobil itu.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix