21 April 2008

MENGEMUDI MALAM HARI

Akibat padatnya lalu lintas di jalan raya, apalagi pada hari libur akhir tahun atau masa lebaran seperti sekarang ini, menge­mudikan mobil diperlukan extra hati-hati. Banyak pengemudi memi­lih malam hari untuk sampai ke tempat tujuan. Panasnya matahari, asap knalpot dan pola- tingkah laku tidak mau tau sebagian pengemudi pada siang hari menyebabkan mengemudikan mobil pada siang hari sangat melelahkan.

Disamping alasan di atas, sebenarnya para pengemudi tua di tempo doeloe senang mengemudikan mobilnya pada malam hari. Alasannya sih bukan karena padatnya lalu lintas tetapi biar mesin tidak panas dan lebih hemat bahan bakar. Syah-syah saja kedua alasan diatas. Ada untung ada ruginya. Kalau mau jalan pada malam hari yang jelas mengubah ritmi hidup. Dari kebiasaan tidur pada malam hari menjadi bekerja pada malam hari dan ini tentu harus ada perhatian khusus.

Desember 1990 penulis mengikuti suatu hajat di Jakarta. Berangkat dari Yogyakarta malam Sabtu dan pulang pada Minggu siang setelah pesta. Hari Minggu mulai jam 4 pagi sudah mengantar calon mempelai ke salon. Sesudah itu menyetir mobil dari Jalan Gajahmada ke Restoran yang jalannya macet, tempat pesta diadakan. Sampai saat itu sih masih biasa-biasa saja. Rasa capek mulai timbul seusai pesta, di mana harus saling tunggu sehingga mobil baru meninggalkan Jakarta sekitar jam 4 sore. Perjalanan ke Yogyakarta terasa agak ringan setelah memasuki tol Jagorawi.

Hujan yang terus menerus dan perjalanan ke Punjak berpapasan dengan penduduk Jakarta yang pulang dari berlibur menyebabkan perjalan lamban dan baru tiba di tanjakan Ngakkrek tengah malam. Celakanya ada truck raksasa pengangkut pasir yang macet sehingga memacetkan lalu-lintas. Beberapa kali mobil seperti merayap dan lebih sering berhenti. Rasanya mulai lelah, pada suatu saat mobil bisa bebas dan kecepatan sekitar 20 km/jam. Sekonyong-konyong timbul suara ramai ban mobil keluar dari jalur aspal. Keadaan itu
demikian tiba-tiba, seandainya mau terjadi kecelakaan maka beberapa detik ini sudah cukup fatal.

Berita yang sering kita baca dari koran, lebih sering kece­lakang pada malam hari disebabkan oleh ngantuk. Berikut ini ada beberapa kiat yang kiranya berguna bagi pengemudi yang belum sering berjalan pada malam hari.

Persiapkan mobil sebaik-baiknya terutama lampu penerangan dan tekanan angin ban. Jangan menggunakan lampu yang terlalu terang umpamanya diatas 100 watt karena hal ini mengilaluan mobil yang berlawanan arah, cukup dengan lampu 75/90 watt. Setelah melewati daerah hujan, gunakan lap untuk membersihkan kaca lampu, supaya sinarnya bagus.

Kalau rencana berangkat jam 11 malam atau lebih, usahakan supaya mengemudi istirahat tidur, sebaiknya sampai nyenyak. Karena kalau bisa nyenyak 1 atau 2 jam itu sudah cukup untuk perjalanan sampai pagi. Mencuci muka, makan dan minum ringan sangat bermanfaat, jangan makan dengan menu klas berat, malah bisa mengantuk lagi. 1 botol Lipovitan atau 3 sendok madu dicam­pur dengan air segar sangat mendukung pengemudi tetap segar
bugar.

Rasa ngantuk bisa datang sesewaktu. Biasanya dimulai dari kelopak mata yang yang cenderung menutup mata dan tengkuk mulai pegal-pegal ringan. Kalau sudah seperti ini jangan meneruskan perjalanan. Istiratlah barang sebentar. Mantan pengemudi pengala­man angkatan tahun lima-puluhan menasehati: Kalau terasa ngantuk jangan turun dari mobil. Parkirlah mobil di tempat yang amam seperti depan kantor Polisi (pengalamam penulis, Bapak Polisinya sangat ramah).

Tengkurapkan kepala ke stir mobil atau stel sanda­ran kursi supaya bisa tidur. Pasti Anda akan tertidur. Sesudah itu cuci muka dan silahkan teruskan perjalanan karena ngantuknya sudah terobati. Mengapa tidak boleh turun berjalan? Menurutnya, kalau kita turun berjalan, ngantuknya sepertinya hilang dan dia akan datang lagi dengan serangan yang lebih hebat. Jangan menghilangkan rasa ngantuk, merangsang hidung dengan bulu ayam sehingga bersin. Obat yang paling mujarab hanya tidur/istirahat.

Selama perjalanan coba ada suasana santai dan gembira seper­ti menyanyi bersama bahkan sebaiknya ada yang terus mengajak bicara dengan pengemudi. Makanan ringan yang tidak berminyak termasuk buah apel sangat bermanfaat bagi pengemudi.

Saat yang sangat mempengaruhi mata adalah saat matahari menjelang terbit dan setelah terbenam pada sore hari. Mata membu­tuhkan waktu untuk penyesuaian. Kurangi kecepatan sampai terbiasa dengan situasi ini.

Anda akan kehilangan patokan pada jalan yang sudah tidak ada garis tengah, seiring dengan sinar mobil dari depan yang menyi­laukan. Keadaan seperti ini satu-satunya patokan adalah perhatikan batas jalan sisi luar, lirikkan mata ke bagian itu dan kurangi kecepatan , dengan demikian agak terhindar dari ketegangan.

Tidak ada komentar:

Konsultasi, informasi dan tanya jawab. Kirim email ke martin.teiseran@yahoo.co.id


Free shoutbox @ ShoutMix